Mengenal Penyakit Kusta dan Penanganannya
Pengertian Kusta
Penyakit kusta atau lepra yang disebut juga Morbus Hansen adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, saluran napas atas, mata, otot, tulang dan alat reproduksi kecuali sistem saraf pusat.
Kasus baru untuk penyakit kusta di Indonesia tergolong tinggi. Indonesia menempati uratan ketiga, setelah India dan Brasil, untuk penemuan kasus baru penyakit kusta pada tahun 2015. Sebenarnya kusta adalah penyakit yang dapat diobati, namun adanya stigma negatif di masyarakat seringkali menyebabkan munculnya diskriminasi terhadap penderitanya. Stigma negatif dan diskriminasi ini berakibat kepada penemuan kasus baru dan pengobatan yang tertunda.
Gejala Kusta
Masa inkubasi (waktu antara bakteri masuk, berkembang biak dan menimbulkan gejala dan tanda) kusta biasanya antara 2-5 tahun, bahkan dapat juga memakan waktu lebih dari 5 tahun.
Beberapa tanda dan gejala kusta:
- Kelainan kulit berupa bercak putih atau kemerahan yang mati rasa, yaitu hilangnya atau berkurangnya kemampuan kulit untuk merasakan sensasi sentuhan, nyeri, panas, atau dingin
- Kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut
- Kulit mengkilap atau kering bersisik
- Rasa kesemutan atau tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan wajah
- Adanya cacat (deformitas) pada tubuh
- Luka yang sulit sembuh umumnya pada tangan dan kaki
- Kehilangan alis dan bulu mata
dr. Jihan Rosita Sp. KK
Penularan Penyakit Kusta
Kusta adalah penyakit menular, yang tidak mudah penularannya kepada orang lain. Sembilan puluh lima persen penduduk mempunyai kekebalan alamiah terhadap kusta. Penularan penyakit ini terjadi dengan cara :
- Ditularkan dari pasien kepada orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah serta membutuhkan kontak yang erat dan lama
- Penularan kusta dapat melalui pernafasan atau lendir dari hidung penderita kusta yang belum diobati
- Penderita yang sudah diobati bukan merupakan sumber penularan
- Sentuhan kulit penderita kusta yang belum di obati dengan kulit yang terdapat luka
Diagnosis Kusta
Diagnosis kusta ditetapkan dengan menemukan tanda-tanda utama atau tanda kardinal kusta, yakni:
- Kelainan kulit yang mati rasa
- Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf
- Adanya bakteri tahan asam (BTA) dalam kerokan jaringan kelainan kulit
Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta jika ditemukan satu atau lebih dari tanda-tanda utama di atas. Pada dasarnya sebagian besar penderita dapat didiagnosis dengan pemeriksaan klinis.
Tipe Kusta & Pengobatannya
Menurut WHO (World Health Organization) penyakit kusta terbagi menjadi 2, yaitu :
- Tipe Pausi Basiler (PB)
Tipe kusta dengan kelainan kulit bercak kurang dari 5, serta memiliki BTA (-). Lama pengobatan 6 bulan dengan MDT (Multi Drug Therapy)
- Tipe Multi Basiler (MB)
Tipe kusta ini memiliki bercak lebih dari 5 serta memiliki BTA (+). Lama pengobatan 12 bulan dengan MDT (Multi Drug Therapy)
Komplikasi Kusta
Risiko komplikasi kusta dapat terjadi tergantung dari seberapa cepat penyakit tersebut didiagnosis dan diobati secara efektif. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika kusta terlambat diobati adalah:
- Mati rasa
- Kebutaan atau glaukoma
- Gagal ginjal
- Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria
- Perubahan bentuk wajah
- Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung
- Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang, termasuk pada lengan, tungkai kaki, dan telapak kaki
- Kelemahan otot
- Cacat progresif, seperti kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan, dan hidung
Selain itu, diskriminasi yang dialami penderita dapat mengakibatkan gangguan mental seperti depresi dan dapat berujung pada percobaan bunuh diri.
Pencegahan Kusta
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta terhadap masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah yang penting dalam mendorong para penderita untuk mau memeriksakan diri, mendapatkan pengobatan, dan agar mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan pencegahan yang paling baik untuk mencegah kecacatan dan mencegah penularan lebih luas.