Waspada Difteri

vaksin-difteri-menggunakan-bahan-babi_m_176021

Menurut dr. Natasha Manurung, Sp.A, dokter Spesialis anak di RSUD Pasar Minggu difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung & tenggorokan, terkadang dapat memengaruhi kulit.
Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa. Difteria adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak.

penyakit-difteri-kembali-mengintai-kenali-gejala-khasnya-171205x_3x2

bakteri :  Corynebacterium diphtheriae

PENYEBAB DAN GEJALA 

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri difteri ini akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel mati.
Gejala-gejala dari penyakit ini meliputi:

1. Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
2. Demam dan menggigil.
3. Sakit tenggorokan dan suara serak.
4. Sulit bernapas atau napas yang cepat.
5. Pembengkakan kelenjar limfe pada leher atau yang biasa disebut “Bull Neck”

KOMPLIKASI 

Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Masalah pernapasan
2. Kerusakan jantung.
3. Kerusakan saraf.
4. Difteri hipertoksik

PENCEGAHAN

Hanya dengan menjaga kebersihan, serta banyak makan sayur dan buah saja tidak cukup untuk mencegah penyakit difteri. Pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan imunisasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan untuk imunisasi difteri lengkap sesuai usia sebagai berikut:

    • Usia kurang dari 1 tahun harus mendapatkan 3 kali imunisasi difteri (DPT).
    • Anak usia 1 sampai 5 tahun harus mendapatkan imunisasi ulangan sebanyak 2 kali.
    • Anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi difteri melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) siswa sekolah dasar (SD) kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 atau kelas 5.
    • Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan setiap 10 tahun, termasuk orang dewasa. Apabila status imunisasi belum lengkap, segera lakukan imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat.

ORI (Outbreak Response Immunization)

Sebagai Informasi untuk menanggulangi wabah difteri yang terjadi di Indonesia, kini pemerintah mengadakan pemberian ORI atau imunisasi penanganan kejadian luar biasa pada daerah yang terkena kasus difteri. Mulai tanggal 11 Desember 2017, program ORI akan diadakan di tiga provinsi yang paling banyak terjadi kasus difteri, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Program ini akan diadakan secara berkala pada 11 Desember 2017, 11 Januari 2018 dan 11 Juli 2018.

Apakah ada gejala diatas dalam diri Anda atau si Buah hati ? Jika ada segera bawa ke rumah sakit sekarang juga.

Oleh : dr. Natasha Manurung, Sp.A

new 50

Foto : dr. Natasha, Sp.A saat seminar difteri  tanggal 14 Desember 2017 di RSUD Pasar Minggu.